Senin, 02 April 2012

Pengaruh Globalisasi Dalam Pergantian Media


Pikirkan tentang kegiatan keluarga  anda sehari-hari di ruangan keluarga. Biasanya melibatkan hampir seluruh anggota keluarga atau mungkin teman yang  sedang ikut berkumpul menonton televisi bersama bukan? Entah itu acara yang mereka tonton berupa acara olahraga, musik, sinetron maupun film pasti melibatkan unsur-unsur media yang terkait dengan globalisasi. Apakah yang dimaksud dengan globalisasi? Dan apa pengaruh dari unsur globalisasi tersebut?
Pengertian globalisasi secara umum adalah perpaduan antara budaya asing yang masuk ke dalam suatu negara dengan budaya domestik atau nasional itu sendiri yang mengakibatkan perputaran dan pergantian trend dari segi ekonomi, politik, social, maupun tekhnologi dalam kurun waktu tertentu.  Segi positif dari Globalisasi ialah globalisasi dapat meningkatkan kualitas suatu Negara baik di bidang pendidikan dan teknologi. Kemajuan terjadi akibat pertukaran informasi antar Negara sehingga kita dapat mempelajari perkembangan teknologi di daerah tersebut. Secara singkat, globalisasi mempromosikan suatu budaya internasional dan membuatnya terkenal di Negara yang didatanginya, sehingga membuat budaya tersebut banyak diminati oleh masyarakat lokal.
Tidak dapat diragukan lagi, komunikasi berupa Koran, majalah, televisi, radio dan internet dapat membantu menyebarkan informasi kepada seluruh masyarakat diseluruh dunia. Semenjak komunikasi internasional terjalin, hampir semua orang mengetahui dan mempunyai akses untuk mendapatkan berita internasional sehingga menjadi berita domestik. Orang-orang menjadi lebih sigap dan familiar dengan apa yang terjadi disekitarnya.  Kemampuan media yang mempunyai peranan khusus dalam menginformasikan masyarakat dalam masalah politik, olahraga, gosip artis, hiburan nasional maupun internasional dapat mempengaruhi cara hidup dalam masyarakat. Berikut contoh tayangan yang sempat “hits” di Indonesia.
Tayangan reality show  “Take Me Out” yang berasal dari UK  sempat menjadi tayangan populer dikalangan masyarakat Indonesia pada tahun 2009-2010. Acara televisi ini merupakan salah satu contoh  dari budaya asing yang berhasil masuk dan digemari di tanah air. Secara perlahan tapi pasti ajang pencarian jodoh menjadi suatu hiburan yang menarik bagi pemirsa Indonesia. Tidak dapat diragukan lagi kebudayaan british pun mulai menyebar sehingga sempat menjadi magnet dan trendsetter baik di Indonesia maupun luar Negri.




 Keterangan lebih lanjut dapat kita lihat pada setiap aturan quis reality show dibawah ini:
1.)  Ronde Perkenalan
Tayangan “Take Me Out” merupakan  ajang pencarian jodoh bagi para kaum lajang alias ‘jomblo’ diluar sana. Dalam acara televisi ini  terdapat 3 ronde perkenalan yang akan dilewati  oleh setiap kontestan. Ronde pertama berketentuan setiap wanita lajang berhak mematikan lampu podiumnya di akhir ronde perkenalan jika tidak tertarik dengan pria lajang yang diperkenalkan. Jika tertarik, maka lampu podium tidak dimatikan. Wanita lajang  mempunyai waktu berfikir selama 5 detik untuk tetap menyalakan atau mematikan lampu podiumnya. Jika tidak ada lampu podium yang masih hidup, maka pria lajang tersebut gagal dan apabila hanya tinggal 1 wanita lajang yang tetap mempertahankan lampu podiumnya tetap menyala di akhir ronde perkenalan I atau II, maka video profil pria lajang tersebut akan ditayangkan, dan wanita lajang tersebut diberi waktu 5 detik untuk berpikir apakah tetap mempertahankan lampu podiumnya tetap menyala atau mematikannya. Jika hal itu terjadi di akhir ronde perkenalan III, maka satu-satunya wanita lajang yang lampu podiumnya menyala, akan langsung menjadi pasangan bagi pria lajang itu.
Jika sampai akhir ronde perkenalan III ada 4 atau lebih wanita lajang masih menyalakan lampu podiumnya, maka pria lajang tersebut berhak mematikan kelebihan lampu podium yang menyala hingga tersisa 3 lampu podium masih menyala. Selanjutnya, pria lajang akan mengajukan 2 pertanyaan kepada wanita lajang yang lampu podiumnya masih menyala satu persatu. Setelah pertanyaan II selesai, wanita lajang yang tetap menyala lampu podiumnya akan menjadi pasangan bagi sang pria lajang dan mereka berdua dipersilakan memasuki romantic room.

2.)  Chemistry Challenge
Setelah 7 pria lajang tampil, semua pasangan yang terbentuk akan masuk babak chemistry challenge. Pasangan yang terbentuk lebih awal akan mendapat giliran lebih dulu. Kekompakan pasangan adalah faktor utama penilaian babak ini. Penilaian akan dilakukan oleh 100 orang juri yang dinamakan Dewan Cinta. Pasangan yang nilainya tertinggi akan mendapat kesempatan masuk ke babak final di akhir musim dan bagi pasangan yang gagal dalam chemistry challenge dapat masuk ke babak final di akhir musim dengan wildcard.

3.)  Grand final
Pasangan yang lolos chemistry challenge dan pasangan yang memperoleh wildcard, berhak melanjutkan ke tahap hubungan yang lebih serius dan masuk babak grand final untuk memperebutkan hadiah utama berupa uang tunai Rp100.000.000,00. Juara II akan memperoleh uang tunai Rp25.000.000,00, dan juara III akan memperoleh uang tunai Rp15.000.000,00. Jumlah uang yang lumayan menggiurkan bukan?
 Audience segmentation 
            Setiap acara mempunyai penonton setia yang terdiri dari berbagai golongan atau biasa disebut dengan Audience segmentation. Secara garis besar Audience segmentation dapat di kelompokkan menjadi tiga bagian. Bagian yang pertama adalah para wanita yang terdiri dari ibu-ibu, remaja, bahkan anak-anak yang mengikuti para orang tuanya menonton. Golongan yang kedua adalah kaum pria, yang mungkin saja senang menyaksikan tayangan ini dikarenakan mereka masih single dan ingin mencari jodoh atau bahkan mungkin para pria yang hanya senang melihat wanita cantik baik presenter maupin peserta yang mengikuti ajang ini. Terakhir disegmen ketiga secara universal penikmat tayangan ini adalah orang-orang yang tidak mengikuti acara ini secara rutin, namun hanya menonton sebagai selingan maupun pengisii waktu luang atau hanya sekedar tertarik namun hanya dalam jangka pendek.  
Hyper commercialism
            Kita dapat melihat adanya kasus hyper commercialism pada tayangan take me out disaat para peserta maupun para pendukung acara ini mendapatkan hadiah berupa uang tunai, sehingga banyak dari para peserta yang mengikuti ajang ini hanya untuk mendapatkan uang. Jadi, mereka hanya berpura-pura di depan layarkaca sebagai pasangan yang terpilh maupun dipilih, namun sesudah acara selesai mereka tidak melanjutkan hubungan mereka dan langsung mengakhiri hubungan palsu tersebut. Selain itu kita dapat melihat dalam kasus lainya, disaat acara ini sangat sukses dan banyak peminatnya, banyak sekali brand yang mengantri memasang iklan dan menjadi sponsor pada acara ini. Brand minuman ‘pulpy orange” yang pada masa itu belum terlalu terkenal menjadi sponsor acara “Take Me Out”. Caranya, sebelum dimulai jeda iklan para peserta di belakang panggung diminta untuk meminum “pulpy orange “ sebagai pelepas dahaga disaat menonton acara tersebut sebagai trik iklan dan untuk membantu mempromosikanya. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar