Selasa, 27 Maret 2012

Media Literacy Element


Artikel ini akan menjelaskan tentang pengaruh iklan kartu AS sebagai salah satu contoh dalam Media literacy. Sebelumnya media literacy adalah kemampuan untuk menganalisis pesan yang memberikan informasi, menghibur dan berpromosi  yang tidak dapat terlepas dalam kehidupan sehari-hari. Tidak dapat dipungkiri hampir seluruh waktu kita dikelilingi oleh media sehingga berdampak kepada cara pikir dan ketertarikan dari setiap individu yang menyaksikan media yang berbeda-beda. Perilaku seseorang dapat dipengaruhi oleh  hal-hal yang familiar yang sering mereka temui, seperti iklan ditelevisi, film, musik, buku dan masih bayak lagi.  Informasi di media bertujuan untuk menyihir audiencenya untuk mengikuti pesan yang terdapat pada sesuatu yang disajikan oleh media tersebut, oleh karena itu media harus mengetahui jawaban dari pertanyaan berikut: Untuk siapa pesan tersebut ditujukan? Siapa yang ingin mempengaruhi audience? Dengan cara bagaimana dan mengapa hal tersebut dibutuhkan? Dari sudut pandang siapa pesan ini disampaikan? Strategi apa yang diperlukan untuk menarik perhatian dan memanipulasi audience?

Pertanyaan-pertanyaan tersebut akan lebih mudah dijawab apabila kita mengetahui pengertian dan contoh dari setiap poin di bawah ini:
  • Critical skill thinking
  • Understanding of mass communication process
  • Awareness of media impact
  • Strategies for analyzing and discussing
  •  Understanding of media context as a text
  •  The ability to enjoy,understand and appreciate media


Iklan dari kartu AS dapat dilihat dari link berikut ini:






Berikut adalah penjabaran iklan “kartu AS” dengan media literacy elemen diatas:
  • Critical Skill Thinking 

Akhir-akhir  ini terutama di era globalisasi moderen banyak sekali media yang menyuguhkan  kepada audiencenya baik itu iklan, film, musik, maupun realita show yang berlomba-lomba memberikan tayangan yang terbaik dan unik untuk dapat menarik perhatian demi mendapatkan rating yang tinggi didunia entertainment.  Tidak diragukan lagi kita sebagai penikmat media sebaiknya dapat memilih dengan bijak . Hal yang terpenting adalah ketika kita dapat memetik dan mengambil maksud dan pesan yang tersirat di balik iklan itu sendiri, seperti yang kita temui diiklan kartu As ini.
Kemampuan berfikir secara kritis dalam menanggapi iklan ini sangat dibutuhkan untuk dapat mengambil kesimpulan iklan tersebut yang sebenarnya.  Sama halnya ketika kita menyaksikan iklan dari kartu AS yang digambarkan lewat drama percintaan seorang remaja yang berkelahi saat hujan. Sang wanita sangat sedih dan marah akibat ketidakperdulian pacarnya karena sang pacar Karen, tidak pernah menelepon dan SMSnya. Keunikan dalam iklan ini terdapat pada penggunaan humor yang digunakan sebagai jawaban yang begitu polos dari pasangannya. Berdasarkan dialog pada iklan ini berbunyi sebagai berikut:
            Kimi    : “Nelfon enggak pernah, sms enggak pernah..”
            Karen : “…”
                        “Aku enggak punya pulsa..!!”
                        (gubrak)
Perkataannya seperti “aku tidak punya pulsa mengakibatkan pasangannya kaget sampai ia jatuh pingsan. Sebenarnya dalam kehidupan nyata hal tersebut sangat mungkin tidak akan terjadi, tetapi sesungguhnya kita dapat menyimpulkan dari iklan ini menceritakan masalah yang dihadapi para kaula muda zaman sekarang yang mempunyai hambatan ekonomi dalam berkomunikasi melalui telefon gengam.  Harga pulsa pada jaman sekarang yang mayoritas tidak ekonomis alias mahal membuat remaja pun tidak bisa membelinya, sehingga munculah kartu As yang mengerti akan keadaan tersebut. Iklan kartu AS menyuguhkan service dengan harga terjangkau dan banyak sekali bonus-bonusnya, sehingga dengan membeli dan memakai kartu As adalah pilihan yang tepat karena harga dan bonus yang menggiurkan.

  • Understanding of mass communication process
Seperti yang kita ketahui,  iklan kartu AS ingin memberitahukan bahwa kartu tersebut adalah produk provider yang sangat cocok untuk masyarakat yang menginginkan servis yang bagus dengan harga yang sangat ekonomis karena menyediakan banyak bonus gratis sms atau telfon yang dibutuhkan oleh orang banyak khususnya untuk orang yang sedang berpacaran karena  komunikasi lewat media handphone adalah kebiasaan yang tidak dapat dihindari. Bisa dilihat dari iklan yang menggambarkan dua orang kekasih yang sedang bertengkar karena sang pacar (cowok) tidak membalas pesan singkat dan tidak pernah menelfonnya lagi. Disini terjadi kesalahpahaman sebab si cewek yang bernama Kimi beranggapan bahwa bila sang pacar tidak membalas pesan singkat dan tidak pernah menelfonnya karena sang pacar tidak mau berhubungan dengannya lagi. Namun dengan kartu AS semua kesalah pahaman dapat teratasi sehingga mereka bisa smsan atau telfonan tanpa menggiraukan isi dompet yang tipiskarena kartu AS memiliki banyak variant bonus. 
  • Awareness of media impact
Dalam iklan ini ada content yang berdampak ke audience, yaitu pada saat model dalam iklan tersebut mengatakan A: " sms gak pernah telpon gak pernah "B: "aku gak punya pulsa"

Kita mengetahui bahwa kata-kata tersebut sempat menjadi populer dikalangan remaja sebagai guyonan dan lelucon yang menarik karena iklan homoris tersebut mudah diingat oleh audience. Pengulangan kata-kata yang jenaka itu sering kita dengar dalam kehidupan sehari-hari. Disisi lain mungkin audience hanya tertarik untuk melihat iklannya saja tanpa ada hasrat untuk benar-benar menggunakan servis dari provider tersebut. Jika hal tersebut terjadi artinya iklan AS berhasil menciptakan trend dan brand image melalui iklan tersebut tetapi belum tentu dapat mencapai tujuan komersial mereka untuk menjual produk ini sehingga laku dipasaran.
  • Strategies for analyzing and discussing
Iklan ini menunjukan tentang kedua kekasih yang mempunyai hubungan jarak jauh yang tidak memiliki pulsa untuk saling berkomunikasi melalui telfon selular, yang sebelumnya tidak pernah terpikirkan oleh iklan oprator lain. Strategi iklan seperti ini sebenarnya sangat serupa dengan kehidupan pasangan remaja saat ini karena banyak sekali pasangan kekasih yang menghadapi masalah yang sama karena hambatan dan pengiritan pulsa yang dapat mengganggu proses komunikasi sehingga menjauhkan dari pasangannya.
  • Understanding of media context as a text
Jika dilihat dari sudut pandang lain sebagai kalimat, iklan "kartu AS" tersebut mengungkapkan bahwa jangan hanya karena masalah tidak memiliki pulsa, komunikasi kita dengan orang lain terganggu karena itu dalam iklan singkat tersebut, "kartu AS" mahir menampilkan sisi kreatifnya yang sangat membantu dalam berkomunikasi, padahal dalam kenyataannya belum tentu demikian, karena unsur utama yang terkandung tidak jauh dari unsur berpromosi semata.
  • The ability to enjoy,understand and appreciate media
Mungkin bagi sebagian orang yang menyaksikan iklan kartu AS  yang jenaka ini hanyalah sebagai hiburan saja  karena tidak begitu tertarik atau tidak terlalu mementingkan hal-hal yang terkandung dan sebagian lainnya baru mengerti apa yang sebenarnya tersirat dalam iklan kartu AS karena memikirkannya lebih dalam dan memiliki ketertarikan tertentu dengan iklan tersebut. Sesungguhnya kemampuan untuk menikmati dan menghargai hasil karya yang disajikan oleh media sangatlah disarankan oleh para penontonnya. Keunikan serta ide-ide yang  tujuan utamanya adalah untuk menghibur serta menarik perhatian orang banyak patut dihargai selama iklan tersebut tidak merugikan pihak manapun atau menimbulkan pandangan negatif untuk lingkungan sekitar. Ada baiknya  pula apabila masyarakat lebih bersifat kritis sehingga dapat mengerti pesan yang sesungguhnya dari suatu iklan, mengambil segi positif dan membuang dampak negatif yang seandainya ditimbulkan oleh iklan tersebut. 

Rabu, 21 Maret 2012

Mainstream dan Non Mainstream

A.Mainstream

1. Pengertian mainstream
Kata mainstream terbentuk dari dua kata dalam bahasa inggris yaitu “main” dan “stream”. “Main” berarti utama atau pusat dan “stream” berarti arus atau aliran. Mainstream sendiri dapat diartikan sebagai suatu aliran atau trend yang paling utama dan paling digandrungi oleh sebagian komunitas dalam kurun waktu tertentu.

2.Penyebab dari mainstream
Aliran yang menjadi mainstream tentu saja sangat menjanjikan terutama untuk jiwa muda yang haus akan popularitas. Mereka mengagumi idola mereka yang mereka saksikan melalui media. Kekaguman itu akirnya menimbulkan hasrat untuk mencapai tingkat keberhasilan seperti para pendahulunya dengan mengikuti trend yang disukai dan sedang populer dimasyarakat.

3. Contoh dari mainstream
Kami mengambil dan memetik contoh dari kripik maicih di media twitter, bahkan sempat beberapa kali tampil dalam media televisi baik talkshow maupun info kuliner. Pada awalnya produsen maicih hanya memasarkan keripik tersebut dilingkungan kampus, lambat laun semakin menyebar karena banyak peminatnya. Berkembangnya usaha tidak lain karena Maicih memiliki ciri khas tertentu yang unik dan tidak dimiliki oleh keripik lain. Keunikan tersebut adalah maicih memiliki varian rasa pedas dengan level yang berbeda sesuai dengan selera konsumen. Maicih laku dipasaran karena sesuai dengan selera orang indonesia yang gemar makan pedas dan harga terjangkau. Penjualan kripik maicih mencakup dari sabang sampai merauke bahkan malaysia dan asia. Kesuksesan maicih menginsipirasikan para produsem lainnya untuk membuat kripik serupa dengan merk berbeda. Hingga saat ini telah banyak beredar makanan ringan sejenis Maicih yang tersebar dipasaran.



4. Opini dari Mainstream

Mainstream sendiri sebenarnya baik bagi perkembangan pada era globalisasi ini, karena dapat memacu semangat jiwa muda di masyarakat khususnya di negara kita Indonesia. Banyaknya bermunculan hal-hal baru di dalam negeri dapat mengembangkan minat kreatifitas dan potensial yang ada di kalangan masyarakat dengan memadukan hal-hal yang telah ada menjadi lebih menarik.

B. Nonmainstream


1. Pengertian nonmainstream
Non dapat diartikan sebagai bukan atau tidak, main yang berarti pusat atau utama, dan stream di artikan sebagai aliran atau gelombang, menyimpulkan bahwa nonmainstream adalah suatu aliran atau budaya yang pernah ada namun tidak menjadi pusat perhatian atau sebuah budaya yang tidak menjadi trend dan tidak diikuti oleh kebanyakan orang. Biasanya nonmainstream bersifat asli, original dan individual.


2. Penyebab nonmainstream
Kurangnya minat masyarakat terhadap suatu budaya, atau mungkin saja budaya tersebut membuat kebanyakan orang berfikir aliran itu tidak begitu menarik dan hanya menguras waktu dan tenaga. Minimnya minat dan antusias masyarakat disebabkan oleh persepsi mereka yang menganggap hal tersebut kurang mengasyikkan karena masih banyak budaya lainnya yang lebih menarik untuk mereka. Tidak diragukan lagi dengan adanya pola pikir moderen muda yang mereka anggap keren 


3. Contoh dari nonmainstream
Tarian tradisional dari bali adalah contoh utama dari non-mainstream karena bersifat original dan asli. Tarian Bali adalah tradisi yang sangat kuno dan merupakan bagian dari ekspresi keagamaan. Tarian tersebut menggunakan kostum tradisional dan make up yang mereka buat sendiri tanpa mengikuti aliran lain yang telah ada. Mereka juga menciptakan alunan musik dan berbagai tarian yang terinspirasi dari budaya mereka yang begitu indah. Penari Bali mempelajari tarian daerah semenjak masih anak-anak yang diwariskan turun-temurun dari orangtuanya. Dalam tarian Bali berbagai gerakan terkait erat dengan irama yang dihasilkan oleh gamelan, sebuah ansambel musik yang spesifik ke Jawa dan BaliBerbagai tingkat artikulasi di wajah, mata, tangan, lengan, pinggul, dan kakidikoordinasikan untuk mencerminkan lapisan suara perkusi. Walaupun tarian tradisional semacam ini mungkin saja tidak terlalu diminati oleh generasi muda zaman sekarang, tarian bali tetap berkembang dan terjaga originalitasnya dari masa lalu sampai sekarang. 




4. Opini dari nonmainstream, 

Suatu aliran atau budaya asli yang merupakan karya non-mainstream didaerah tertentu pada masa yang berbeda dapat berubah seiring dengan perkembangan zaman.  Terlebih di erra globalisasi moderen ini, budaya atau aliran yang dianggap tidak "keren" dan membosankan akan menjadi tidak terkenal dan mungkin menghilang dipermukaan karena kurang peminatnya. Sangat disayangkan akibat pengaruh budaya asing yang merajalela dimasyarakat mereka kerap melupakan budaya asli yang diturunkan oleh nenek moyangnya sendiri yang sebenarnya paling berharga.

C. Kesimpulan 



Dari hasil data-data mainstream dan nonmainstream yang kami diskusikan, dapat disimpulkan bahwa budaya atau aliran yang menjadi Mainstream akan langsung cepat berkembang dan banyak peminatnya.  Kebanyakan dari budaya baru yang merupakan Mainstream adalah budaya yang menggiurkan dan bersifat moderen sehingga dapat memudahkan untuk menuju kepopuleran karena dapat membawa kesenangan bagi para pengikutnya tetapi biasanya tidak berlangsung lama karena mengikuti trend yang ada. Sedangkan budaya asli yang merupakan Nonmainstream sangat membutuhkan waktu yang lama untuk berkembang karena sedikit peminatnya. Terlebih dimassa modern ini yang mayoritas lebih tertarik kepada hal-hal baru yang bersifat praktis. Perkembangan teknologi dan kesibukan masyarakat kepada kehidupan modern menjadikan hampir punahnya budaya Nonmainstream yang tidak menjanjikan kepopuleran dan kesenangan sesaat.